GAGALNYA PEMBATASAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAMPAK DARI KEJAHATAN ANAK
Kata Kunci:
Pembatasan Teknologi Informatika, Kejahatan Anak, Pengawasan Digital.Abstrak
Penggunaan teknologi informatika telah memberikan berbagai manfaat, namun juga membuka peluang bagi terjadinya kejahatan, terutama yang melibatkan anak-anak. Dalam upaya untuk melindungi anak dari eksposur berlebihan terhadap risiko-risiko dunia digital, berbagai pembatasan telah diterapkan, baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan, maupun orang tua. Namun, implementasi dari pembatasan teknologi tersebut sering kali menemui kegagalan yang justru memberikan dampak negatif pada anak-anak, termasuk meningkatnya keterlibatan mereka dalam kejahatan. Rumusan masalah dalam penulisan artikel ini analisis penyebab kegagalan pembatasan teknologi informatika terhadap anak- anak dan dampak langsungnya terhadap peningkatan kejahatan yang melibatkan anak. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kegagalan pembatasan teknologi informatika terhadap anak-anak dan dampak langsungnya terhadap peningkatan kejahatan yang melibatkan anak. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif, hal ini dikarenakan sesuai dengan penelitian yang di pakai yang bersumber pada putusan hukum, kepustakaan dan penelitian- penelitian ilmiah yang telah di lakukan sebelumnya dari berbagai kasus kejahatan anak yang terkait dengan penggunaan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pembatasan oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan orang tua sering tidak efektif karena keterbatasan pemahaman teknologi, celah regulasi, serta kurangnya pengawasan. Anak-anak yang memiliki akses bebas ke dunia digital lebih rentan menjadi pelaku maupun korban kejahatan akibat kurangnya edukasi dan pengawasan. Selain itu, anak-anak sering dapat mengelabui sistem pembatasan, sementara teknologi yang ada belum siap menghadapi dinamika kriminalitas digital. Diperlukan pendekatan komprehensif, termasuk edukasi risiko digital dan kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan, serta orang tua untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak