ANALISIS FUNGSI, MAKNA KAOS NONO PADA MASYARAKAT “ATOIN METO” DESA OELTUA KECAMATAN TAEBENU KABUPATEN KUPANG KAJIAN : LINGUSTIK KEBUDAYAAN

Penulis

  • Yosanti Natalinda Nakmofa Universitas Karyadarma Kupang Penulis
  • Maria Gaudensiana Sona Universitas Karyadarma Kupang Penulis
  • Rofinus Taek Universitas Karyadarma Kupang Penulis

Kata Kunci:

Bahasa, Fungsi, Makna, Kaos Nono, Budaya, Deskriptif Kualitatif

Abstrak

Analisis Fungsi dan Makna Kaos Nono Pada Masyarakat Atoin Meto Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis fungsi kaos nono bagi masyarakat desa Oeltua serta mendeskripsikan dan menganalisis makna yang terkandung dalam kaos nono. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif gambaran terkait Fungsi dan Makna Kaos Nono Pada Masyarakat Atoin Meto Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam perkawinan Atoin Meto, ritus Kaos Nono merupakan suatu hal yang wajib dilakukan. Keberadaan suatu marga, yang dipercayai oleh orang Meto sebagai warisan dari para leluhur, membawa berbagai aturan dan nilai kehidupan yang berbeda bagi setiap orang. Bagi orang Meto, istilah “Nono” digunakan untuk memahami konsep tersebut. Setiap Nono memiliki aturan dan nilai yang berbeda-beda. Perempuan Meto diharapkan untuk memahami dan mengadaptasikan diri dengan nilai dan aturan hidup dari lingkungan laki-laki atau suaminya. Ritus Kaos Nono menjadi penanda identitas bagi perempuan Meto agar dapat menyatu dengan kelompok suami, baik secara fisik maupun spiritual. Setelah menjalani ritus Kaos Nono dalam perkawinan, perempuan meto dapat melepas nilai-nilai leluhur aslinya dan mengikuti nilai-nilai leluhur suaminya. Bagi orang Meto kesejahteraan rumah tangga, terhindar dari petaka dan pengakuan suami terhadap istri dan anak-anaknya sangat bergantung pada pelaksanaan Kaos Nono. Orang meto sangat menghargai warisan budaya, salah satunya adalah tradisi kaos nono telah diwariskan secara turuntemurun. Tradisi ini memiliki dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat meto, sehingga penting bagi setiap orang meto untuk melestarikannya

Unduhan

Diterbitkan

2025-02-01