Menggali Kembali Tradisi Memasak Lemang Di Jorong Tanjung Durian Terkait Tantangan Dalam Proses Memasak Dan Upaya Mempertahankan Warisan Budaya Menjelang Lebaran
Kata Kunci:
Tradisi Memasak Lemang, Interaksi Sosial, Warisan Budaya, Pelestarian BudayaAbstrak
Tradisi memasak lemang di Jorong Tanjung Durian merupakan adat istiadat yang sudah ada sejak zaman dahulu, tradisi ini dilakukan dua kali dalam setahun sebagai persiapan menyambut hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Lamang yang dibuat dari beras ketan lazim disebut dengan lamang bareh katan (lemang beras ketan) atau lamang sipuluik. Proses memasak lemang melibatkan interaksi sosial yang erat antar warga, di mana mereka saling membantu dan berbagi bahan makanan. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mengalami penurunan partisipasi dan minat, terutama di kalangan generasi muda. Banyak yang beralih ke cara-cara praktis, seperti membeli kue di pasar. Untuk menjaga warisan budaya ini, sangat penting bagi masyarakat untuk mengajarkan anak-anak mereka cara memasak lemang dan menanamkan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi tersebut. Dengan upaya ini, diharapkan tradisi memasak lemang akan tetap lestari dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan hari raya mendatang.