MATERIALISME DALAM AL-QUR’AN ANALISIS TAFSIR MODERN INDONESIA

Penulis

  • Yuliani Astria Universitas Islam Negeri Syech M. Djamil Djambek Bikittinggi Penulis
  • Zulhamdani Universitas Islam Negeri Syech M. Djamil Djambek Bikittinggi Penulis

Kata Kunci:

Materialisme, Hamka, Quraish Shihab, Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Modern Indonesia

Abstrak

Pandangan hidup yang mengukur keberhasilan berdasarkan kepemilikan materi dan kedudukan sosial semakin mendapat tempat, bahkan di tengah komunitas Muslim. Ajaran Islam menekankan agar umatnya tidak terikat berlebihan pada kekayaan dunia, serta mengajarkan pentingnya menjaga harmoni antara kepentingan duniawi dan tujuan akhirat. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana tiga pemikir Islam kontemporer di Indonesia yakni Buya Hamka melalui Tafsir Al-Azhar, M. Quraish Shihab lewat Tafsir Al-Mishbah, serta Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir An-Nur memahami ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan kecenderungan materialistik. Studi ini menginterpretasi ayat-ayat tersebut dengan pendekatan tematik (maudhu’i), memakai metode deskriptif kualitatif yang bersifat analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga mufasir mengkritik kecintaan berlebihan terhadap harta yang menyebabkan manusia lalai dari akhirat dan tanggung jawab sosial. Buya Hamka menyoroti sifat tamak, bakhil, dan kesombongan akibat harta (Al-Fajr: 20, Al-‘Adiyat: 8, Al-Humazah: 2-3). Quraish Shihab menekankan bahwa harta bisa menyesatkan jika tidak diiringi iman dan kepedulian sosial. Hasbi Ash-Shiddieqy mengaitkan cinta harta dengan sikap lalai, tidak bersyukur, dan mengabaikan amal. Sebagai solusi, Al-Qur’an menawarkan penguatan iman, amal saleh, dan pemanfaatan harta untuk kebaikan sosial. Harta dipandang sebagai amanah yang harus dikelola secara bijak demi keseimbangan dunia dan akhirat.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-01