RELAKSASI BENSON, HIPNOTERAPI DAN BUTTERFLY HUG : ALTERNATIF NON FARMAKOLOGIS DALAM MENGURANGI NYERI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RS X
Kata Kunci:
Post Sectio Caesarea, Nyeri, Terapi Relaksasi Benson, Hipnoterapi, Intervensi Non Farmakologis.Abstrak
Latar Belakang : Nyeri post sectio caesarea dapat menghambat mobilisasi dan proses pemulihan ibu. Rasa takut dan cemas akibat kurangnya pengalaman, terutama pada ibu primipara, turut memperburuk kondisi. Salah satu metode non farmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri adalah teknik relaksasi Benson. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas terapi relaksasi Benson dalam menurunkan skala nyeri pada ibu post sectio caesarea. Tujuan khusus : Mengidentifikasi karakteristik (usia, tingkat pendidikan, indikasi sectio caesarea) Mengidentifikasi karakteristik tingkat nyeri (pre dan post) dan Menganalisis keefektifan terapi relaksasi Benson. Metode : metode desain penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas post sectio caesarea yang diberikan intervensi pada hari kedua masa postpartum. Pengumpulan data dilakukan melalui (wawancara, observasi, family edukasi/kuesioner) kemudian Pengukuran nyeri dilakukan menggunakan skala nyeri numerik (Numeric Rating Scale/NRS) sebelum dan setelah intervensi selama 2 hari observasi. Hasil : Penelitian ini melibatkan enam ibu nifas post sectio caesarea yang diberikan intervensi relaksasi Benson. Hasil menunjukkan adanya penurunan skala nyeri yang signifikan pada seluruh responden. Rata-rata penurunan nyeri berkisar antara 3 hingga 6 poin pada skala Numeric Rating Scale (NRS). Kesimpulan : Penerapan teknik relaksasi Benson selama 2 hari dengan durasi 10-15 menit terbukti efektif mengurangi nyeri pada ibu post sectio caesarea. Hasil evaluasi menunjukkan penurunan skala nyeri dari nyeri berat menjadi nyeri sedang, pasien tampak lebih rileks, tidak lagi meringis, dan mampu tidur lebih baik. Terapi ini juga membantu meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan diri pasien. Namun, kecemasan dapat menghambat efektivitas relaksasi, sehingga perawat perlu mengatasi rasa cemas sekaligus memantau tingkat nyeri secara rutin