HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM PRAMITA DI WILAYAH SULAWESI
Kata Kunci:
PMI, Beban Kerja, Tingkat PengetahuanAbstrak
Mutu laboratorium merupakan komponen penting dalam menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui kepatuhan terhadap standar pelayanan yang akurat dan dapat diandalkan. Pemantapan Mutu Internal (PMI) bertujuan untuk menjamin ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) hasil pemeriksaan dengan melakukan pengawasan dan pengendalian pada tahap pra- analitik, analitik, dan pasca-analitik. Faktor beban kerja dan tingkat pengetahuan tenaga laboratorium diduga berpengaruh terhadap pelaksanaan PMI. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja dan tingkat pengetahuan tenaga laboratorium terhadap pelaksanaan PMI di Laboratorium Pramita wilayah Sulawesi. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan observasi langsung terhadap tenaga laboratorium. Analisis data dilakukan secara univariat untuk melihat distribusi karakteristik responden dan bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki beban kerja ringan (100%), mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik (65%), dan sebagian besar telah menerapkan PMI (85%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan p-value sebesar 0,798. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan PMI. Meskipun tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan dan pelaksanaan PMI, kecenderungan deskriptif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tetap mendukung implementasi mutu internal. Oleh karena itu, menjaga beban kerja tetap seimbang serta memperkuat pengetahuan melalui pelatihan dan dukungan manajerial merupakan langkah penting dalam membangun budaya mutu yang berkelanjutan di laboratoriumMutu laboratorium merupakan komponen penting dalam menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui kepatuhan terhadap standar pelayanan yang akurat dan dapat diandalkan. Pemantapan Mutu Internal (PMI) bertujuan untuk menjamin ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) hasil pemeriksaan dengan melakukan pengawasan dan pengendalian pada tahap pra- analitik, analitik, dan pasca-analitik. Faktor beban kerja dan tingkat pengetahuan tenaga laboratorium diduga berpengaruh terhadap pelaksanaan PMI. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja dan tingkat pengetahuan tenaga laboratorium terhadap pelaksanaan PMI di Laboratorium Pramita wilayah Sulawesi. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan observasi langsung terhadap tenaga laboratorium. Analisis data dilakukan secara univariat untuk melihat distribusi karakteristik responden dan bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki beban kerja ringan (100%), mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik (65%), dan sebagian besar telah menerapkan PMI (85%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan p-value sebesar 0,798. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan PMI. Meskipun tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan dan pelaksanaan PMI, kecenderungan deskriptif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tetap mendukung implementasi mutu internal. Oleh karena itu, menjaga beban kerja tetap seimbang serta memperkuat pengetahuan melalui pelatihan dan dukungan manajerial merupakan langkah penting dalam membangun budaya mutu yang berkelanjutan di laboratorium