BUDAYA PERDUKUNAN DALAM SHAMANIC PSYCHOTHERAPY (KAJIAN TERHADAP PENGOBATAN TRADISIONAL MELAYU)
Kata Kunci:
Budaya, Dukun, Pengobatan Tradisional, Shamanic PsychoterapiAbstrak
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengobatan tradisional Melayu tentang perdukunan dalam aspek Shamanic Psychotherap karena pengobatan tradisional Melayu merupakan salah satu budaya yang telah bersebati dengan masyarakat Melayu sejak abad sebelum masehi dengan tokoh utama dukun sebagai juru pengobat, baik penyakit yang tampak maupun yang tidak tampak. Proses penyembuhan versi dukun berhubungan dengan arena psikologi karena mengikutsertakan jiwa manusia. Metode penelitian dalam tulisan ini berdasarkan penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dukun sebagai figur utama dalam pengobatan tradisional Melayu sangat berperan dalam masyarakat, tidak hanya dari golongan bawah saja akan tetapi golongan ataspun juga mengidolakan dukun untuk penyembuhan penyakit. Faktanya adalah banyaknya bermunculan pengobatan tradisional dengan sebutan pengobatan alternative dan atau pengobatan kembali ke herbal. Dukun berperan sebagai pengobat penyakit dengan prinsip membimbing pasien kearah memahami masalah yang dihadapinya sebagai asal penyakit Hal tersebut dikarenakan kepercayaan masyarakat kepada dukun lebih tinggi dibandingkan dengan kepercayaan kepada dokter. Masyarakat menganggap dukun sebagai sosok yang tepat untuk penyembuhan penyakit dimana dukun dalam mengobati penyakit sangat mengutamakan perasaan atau jiwa pasien sehingga pengobatan yang dilakukan dukun diterima masyarakat. Oleh karena itu psikoterapi perdukunan sangat berkaitan dengan shamanic psychoterapy yang diartikan sebagai metode penyembuhan dengan penekanan pada akulturasi, dimana kesadaran adat dikombinasikan dengan alam pikiran modern. Artinya shamanic psikoterapy ini dilakukan dengan pendekatan leluhur, yaitu pemulihan terhadap kesadaran adat dan salah satunya kembali ke akar silsilah nenek moyang, histori keluarga dengan berbagai ritual. Dengan demikian motivasi psikologis terhadap peluang kesembuhan bagi pasien sangat ditentukan oleh keyakinan pasiennya.




