UNIVERSALISME ZUHUD DALAM PANDANGAN IMAM AHMAD BIN HANBAL

Penulis

  • Lutfi Izul Islam Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Penulis
  • Abdul Aziz Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Penulis
  • Puput Lestari Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Penulis

Kata Kunci:

Imam Ahmad bin Hanbal, Zuhud, Universalisme.

Abstrak

Dunia yang terus bertambah dewasa dengan ditandai dengan glamouritas, materialisme dan kemajuan secara berkesinambungan telah mempengaruhi tatanan kehidupan manusia yang semakin dinamis. Era di mana ilmu pengetahuan dan teknologi terus digalakkan membuat praktik sufisme tidak lagi diminati. Salah satunya adalah perilaku Zuhud. Perilaku zuhud sudah dianggap tidak menemukan relevansinya dengan kondisi yang progresif dan berkemajuan sebab ia diidentikkan dengan wacana akan keengganan terhadap persoalan dunia. Ulama-ulama terdahulu yang secara aktif menyuarakan gerakan sufisme tersebut dianggap sebagai barisan yang bertanggung jawab atas runtuhnya agama Islam serta adanya stagnasi ilmu pengetahuan. Sebaliknya, tidak sedikit pula pegiat tasawuf yang melontarkan insinuasi akan terputusnya hubungan seseorang yang tetap aktif dengan aktivitas duniawi dengan tuhannnya. Tarik menarik dalam mengklaim legitimasi antar dua kelompok yang berbeda tersebut akan dikaji melalui pemikiran Imam Ahmad bin Hanbal terkait dengan zuhud. Ada dua hal yang ingin dikaji dalam penelitian tersebut; pertama, pandangan Imam Ahmad bin Hanbal terhadap konsep zuhud dan esensinya. Kedua, bagaimana posisi Imam Ahmad dalam dua persepsi di atas yang bertentangan ditinjau dari pandangannya terhadap zuhud. Dalam kajian berikut penulis menggunakan metode analisis-deskriptif terhadap pandangan Imam Ahmad bin Hanbal terkait Zuhud yang beliau tulis dalam kitabnya az-Zuhdu.dengan didukung oleh paradigma sufisme Sayyed Hossein Nassr. Kajian ini membuahkan kesimpulan sebagai berikut: pertama, zuhud tidak dapat dipahami secara lahiriah saja sebab ia merupakan tindakan batiniah yang tidak bisa diketahui oleh orang lain. Kedua, Imam Ahmad mengaitkan praktek zuhud dengan sikap kedermawanan dan kemurahan hati dimana kemiskinan bukanlah esensi dari wajah zuhud itu sendiri. Ketiga, zuhud memiliki makna yang universal, dimana ia adalah sikap yang menciptakan harmoni antara persoalan lahiriyah atapun batiniah.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-01