FILSAFAT DI TANGAN GEN-Z : MANUSIA VS AI
Kata Kunci:
Filsafat, AI, Gen-Z, Eksistensi ManusiaAbstrak
Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) dalam dua dekade terakhir telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga relasi sosial. Generasi Z, sebagai generasi digital native, tumbuh dalam lingkungan yang sangat erat dengan teknologi digital dan kini menjadi kelompok yang paling intensif berinteraksi dengan AI. Kondisi ini memunculkan problem filosofis baru terkait eksistensi manusia, kesadaran, moralitas, dan identitas di tengah kehadiran mesin cerdas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Gen Z memaknai hubungan manusia dan AI dalam bingkai filosofis, memetakan persepsi mereka tentang batas antara manusia dan mesin, serta mengidentifikasi implikasi etis maupun eksistensial yang menyertainya. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan studi literatur dan analisis filosofis terhadap fenomena sosial kontemporer yang melibatkan AI dan Gen Z. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun Gen Z akrab dengan AI dan memanfaatkan teknologinya secara luas, literasi kritis mereka terhadap implikasi moral dan eksistensial masih terbatas. Fenomena ini bahkan menimbulkan kecenderungan pergeseran otoritas, di mana AI mulai lebih dipercaya dibanding manusia dalam konteks tertentu, seperti pemberian nasihat atau pengambilan keputusan. Kesimpulannya, filsafat perlu hadir kembali sebagai instrumen refleksi kritis bagi Gen Z agar hubungan manusia-AI dapat terarah secara etis, seimbang, dan tetap berpihak pada kemanusiaan.




