Implementasi Integrasi Sains dan Agama di SMA Trensains Tebuireng Jombang
Kata Kunci:
Integrasi, Sains, Agama.Abstrak
Lahirnya integrasi antara sains dan agama dilatar belakangi dari fenomena-fenomena dikotomis antara agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat bersatu atau berdiri sendiri, seperti terdapat dinding pembatas di antara keduanya. Dalam banyak kasus, Islam telah ditempatkan secara dikotomis, yang selama ini menimbulkan keterasingan dari disiplin ilmu yang lain. Hal ini antara lain yang menyebabkan ketertinggalan para intelektual muslim dalam menjawab perubahan zaman. Dengan demikian adalah wajar jika masyarakat menggugat para ilmuan muslim melalui upaya islamisasi pengetahuan dalam Islam. Pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan beberapa tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa Trensains dianggap sebagai revolusi pesantren pada saat ini. Hal ini karena kurikulum dan pembelajaran yang dikembangkan mengikuti konsep “Pesantren Sains” sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas. Di samping itu, adanya ilmu filsafat sebagai mata pelajaran yang diajarkan kepada parasantri merupakan hal yang baru dalam sejarah kurikulum di dunia pesantren. Adapun proses implementasi integrasi sains dan agama di SMA Trensains Tebuireng langkah awal tentunya mendesain kurikurum yang relevan. Kurikulum SMA Trensains Tebuireng yang selanjutnya disebut “kurikulum semesta” merupakan unifikasi dari kurikulum nasional, internasional (perluasan), dan kurikulum Muatan Kearifan Pesantren Sains (MPKPS). Kurikulum Semesta merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum SMA Trensains Tebuireng bersama penggagas Trensains dan Tim pengembang kurikulum dari FMIPA UNESA.integrasi sains dan agama berimplikasi pada lahirnya konsep sistem pendidikan yang terpadu (integral). Sistesa dari sistem pendidikan modern dan tradisional yang lebur berdasarkan landasan filosifis Al-Qur’an dan hadist, sehingga dualisme sistem pendidikan yang melanda dunia Islam tumbang.