MITIGASI BENCANA DIKAWASAN WISATA PESISIR DAN LAUT PANTAI INDAH KAPUK JAKARTA UTARA
Kata Kunci:
Mitigasi Bencana Pesisir, Reklamasi Pantai Indah Kapuk (PIK)Abstrak
Abstrak Kesenjangan desain antara kapasitas infrastruktur saat ini dan kebutuhan masa depan menyoroti urgensi pendekatan berbasis skenario prediktif untuk menghadapi ketidakpastian perubahan iklim. Studi empiris tahun 2024 menunjukkan bahwa tanggul laut di area reklamasi Pantai Indah Kapuk (PIK) mengalami kerusakan yang lebih tinggi akibat ketidakstabilan substrat pascareklamasi, yang memicu penurunan fondasi lebih cepat dan tekanan hidraulik yang meningkat. Sebagai perbandingan, kawasan pesisir Semarang yang mengadopsi tanggul laut hibrida dengan zona buffer mangrove menunjukkan kinerja lebih baik dalam menghadapi kenaikan permukaan laut dan mengurangi tekanan gelombang, menggarisbawahi pentingnya solusi infrastruktur berbasis ekosistem. Di PIK, ekosistem mangrove yang tersisa memainkan peran penting dalam mitigasi bencana pesisir, dengan mangrove sehat mampu mengurangi dampak banjir hingga 40%, menyerap energi gelombang, serta mendukung deposisi sedimen dan mengurangi risiko erosi. Secara global, mangrove juga berfungsi sebagai penyerap karbon yang signifikan, menyimpan hingga 1.000 ton karbon per hektar, sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. Temuan ini menegaskan pentingnya mengintegrasikan pendekatan berbasis ekosistem dalam desain infrastruktur untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.