TARI “BABATEHI” TERINSPIRASI DARI PEMBERIAN GALA KEPADA MENANTU LAKI LAKI DI PARIAMAN

Penulis

  • Salsabila Filjamiati Institut Seni Indonesia PadangPanjang Penulis
  • Ariefin Alham Jaya Putra Institut Seni Indonesia PadangPanjang Penulis

Kata Kunci:

Tari Babatehi, Gala Sumando, Kesenjangan Sosial, Masyarakat Pariaman, Penciptaan Tari, Minangkabau

Abstrak

Karya tari Babatehi merupakan representasi artistik dari fenomena sosial yang muncul dalam tradisi pemberian gala atau gelar kehormatan kepada menantu laki- laki (urang sumando) di masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini mencerminkan sistem kekerabatan matrilineal yang sarat nilai filosofis, namun dalam praktiknya sering kali menimbulkan ketidaksetaraan sosial akibat perlakuan yang berbeda berdasarkan jenis gelar yang disandang, seperti Sidi, Sutan, dan Bagindo. Penelitian ini bertujuan menciptakan karya tari baru yang mengangkat isu kesenjangan sosial sebagai dampak dari perbedaan status simbolik dalam struktur keluarga adat. Metode penciptaan yang digunakan mengacu pada tahapan Alma M. Hawkins, yakni observasi, eksplorasi, improvisasi, pembentukan, dan evaluasi. Karya ini disajikan dengan struktur dramatik yang terbagi dalam tiga bagian, menampilkan narasi tentang ketimpangan perlakuan, konflik sosial, hingga pencarian keadilan dan kesetaraan. Tujuh penari perempuan, properti panggung simbolik, serta musik live eksperimental digunakan untuk memperkuat penyampaian pesan. Hasil karya menunjukkan bahwa seni pertunjukan mampu menjadi media reflektif terhadap praktik budaya yang masih memelihara ketimpangan, sekaligus menyuarakan pentingnya keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Unduhan

Diterbitkan

2025-08-01